Selasa, 04 November 2008

asal mula BENGAWAN SOLO

Bagi masyarakat Solo dan sekitarnya, nama Bengawan Solo tentu sudah tidak asing lagi. Kemasyuran sungai terbesar yang membelah Kota Solo tersebut semakin dikenal lewat lagu Bengawan Solo karya maestro keroncong Gesang. Namun siapa sangka ternyata dulu nama sungai kebanggaan masyarakat Solo dan sekitarnya itu dahulu bernama Bengawan Beton, bukan Bengawan Solo.
Menurut buku Babad Sala yang ditulis RM Sajid, koleksi Reksopustaka Istana Mangkunegaran, pada zaman Mataram, terdapat sebuah dusun bernama Nusupan. Dusun itu terletak di sebelah tenggara Desa Sala, wilayah yang kemudian menjadi tempat perpindahan Keraton Kartasura. Ada sungai besar yang dinamakan Bengawan Beton membelah wilayah dusun itu menjadi dua bagian.

Keberadaan Bengawan Beton menjadi salah satu pembatas Dusun Sala. Dusun Sala dibatasi sungai dan bengawan. Di sebelah utara dibatasi Kali Pepe, di sebelah timur dibatasi Bengawan Beton sampai ke Dusun Nusupan. Sebelah selatannya dibatasi Kali Wingka. Bengawan Beton yang terletak di Dusun Nusupan tersebut menjadi bandar pelabuhannya para saudagar dan nakhoda yang melakukan pelayaran ke Gresik dan Surabaya. Mereka pulang pergi melewati Bengawan Beton tersebut. Pada zaman Mataram, Dusun Nusupan tersebut berkembang semakin ramai. Para saudagar dari Kotagede di Mataram kalau pergi ke Gresik juga melewati Dusun Nusupan.

Dalam buku Babad Sala juga disebutkan, Kiai Gedhe Sala, bebekel atau tetua dusun tersebut memiliki kewenangan untuk menarik pajak bandar pelabuhan kepada para saudagar yang melakukan perdagangan di tempat itu. Juga dijelaskan, bandar tersebut semakin lama semakin maju. Para pedagang melakukan transaksi jual beli di dusun tersebut. Bahkan banyak juga di antara mereka yang mendirikan rumah di tempat tersebut.

Setelah banyak dikenal ke lain wilayah, nama Bengawan Solo kemudian berganti nama, diganti dengan namanya Kiai Gedhe Sala bebekel di tempat tersebut sehingga kemudian bernama Bengawan Sala. Selain Bengawan Beton ternyata dulu masyarakat juga mengenal Benawi Sangkrah atau Bengawan Sangkrah.

Perubahan nama tersebut terjadi setelah perpindahan Keraton Kartasura ke Desa Sala.

Tidak ada komentar: